
Bestprofit (8/10) – Rabu, 8 Oktober 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi pasar komoditas global. Harga emas spot kembali mendekati level psikologis penting di $4.000 per ons troy, menyentuh rekor intraday sekitar $3.990, sebelum akhirnya ditutup sedikit di bawahnya. Sementara itu, kontrak berjangka emas Desember di New York yang paling aktif kembali menembus angka $4.000, mengukuhkan tren bullish yang telah berlangsung sejak kuartal ketiga tahun ini.
Reli ini memperpanjang status emas sebagai aset safe haven utama di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, dengan kombinasi faktor teknikal dan fundamental yang mendukung lonjakan harga.
Tekanan di Pasar Saham dan Ketidakpastian Politik Dorong Permintaan Emas
Salah satu pemicu kuat dalam reli harga emas minggu ini adalah tekanan signifikan yang dialami oleh sektor teknologi, khususnya setelah laporan margin cloud Oracle yang lebih rendah dari ekspektasi. Kinerja buruk saham Oracle menular ke saham teknologi lain, memicu rotasi portofolio dari ekuitas ke aset safe haven seperti emas.
Selain itu, penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan turut memperkuat ketidakpastian pasar. Penutupan ini tidak hanya mengganggu layanan publik, tetapi juga menunda rilis sejumlah data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan dan inflasi yang biasa dijadikan acuan oleh Federal Reserve untuk kebijakan suku bunga.
Dengan ketidakjelasan arah kebijakan moneter, pelaku pasar memilih untuk melakukan lindung nilai melalui kepemilikan emas dan obligasi. Hal ini menciptakan lonjakan permintaan, terutama di tengah ketidakpastian arah ekonomi jangka pendek.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Faktor ETF dan Bank Sentral Perkuat Bias Bullish
Salah satu pendorong utama reli harga emas adalah arus masuk yang kuat dari investor institusional dan bank sentral. Data terbaru menunjukkan bahwa meskipun terjadi arus keluar bulanan terbesar dari ETF emas global pada bulan September, namun kuartal ketiga secara keseluruhan mencatat arus masuk terbesar yang pernah tercatat.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada volatilitas jangka pendek, kepercayaan investor terhadap emas dalam jangka menengah hingga panjang tetap tinggi. Bank sentral di berbagai belahan dunia, khususnya dari negara-negara berkembang, juga terus meningkatkan cadangan emas mereka sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa.
Tak hanya itu, Goldman Sachs meningkatkan proyeksi harga emas untuk Desember 2026 dari sebelumnya $4.300 menjadi $4.900 per ons, dengan menyebut arus masuk dari ETF Barat dan pembelian bank sentral sebagai alasan utama dari revisi tersebut.
Dolar AS dan Ketegangan Geopolitik Menjadi Hambatan Jangka Pendek
Meski outlook jangka menengah untuk emas tampak menjanjikan, bukan berarti perjalanan menuju level $4.000 bersih akan mulus. Salah satu hambatan utama saat ini adalah penguatan Dolar AS (USD) yang membuat emas—yang dihargai dalam dolar—menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menekan permintaan internasional.
Selain itu, ketidakpastian politik di negara-negara besar seperti Prancis dan Jepang turut memicu flight to safety ke aset berdenominasi dolar, alih-alih langsung ke emas. Akibatnya, terjadi arus balik ke USD dan kenaikan imbal hasil obligasi AS, yang secara historis menjadi kompetitor langsung bagi emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Kombinasi dua faktor ini menciptakan hambatan jangka pendek yang bisa membatasi potensi kenaikan emas secara cepat, meskipun tren jangka menengah masih condong bullish.
Suku Bunga The Fed: Katalis atau Risiko?
Ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed menjadi titik krusial yang bisa menentukan arah harga emas dalam beberapa bulan ke depan. Dengan absennya data ekonomi resmi akibat penutupan pemerintah, pasar kini bergantung pada komentar dari pejabat The Fed dan sinyal-sinyal verbal lainnya untuk menilai kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Jika The Fed memberikan sinyal dovish yang lebih kuat, emas kemungkinan besar akan mendapatkan dorongan tambahan. Sebaliknya, jika komentar dari Fed menunjukkan sikap hawkish yang masih bertahan—terlepas dari kurangnya data—maka harga emas bisa mengalami koreksi teknikal sebelum kembali naik.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih cepat cenderung menurunkan imbal hasil obligasi dan melemahkan dolar, keduanya merupakan kondisi yang sangat kondusif bagi penguatan emas.
Harga Emas Spot dan Berjangka Semakin Sinkron
Harga emas spot yang tetap mendekati rekor tertinggi dan harga berjangka Desember yang berhasil menembus $4.000 menandakan adanya konvergensi sentimen pasar jangka pendek dan menengah. Ini menunjukkan bahwa pelaku pasar kini tidak hanya berspekulasi, tetapi juga menaruh kepercayaan struktural pada nilai emas di tengah iklim ketidakpastian yang berkepanjangan.
Harga emas spot yang berada di kisaran $3.990 mencerminkan kekuatan permintaan riil, sementara posisi kontrak berjangka yang positif menunjukkan keyakinan terhadap potensi kenaikan lebih lanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Tren Logam Mulia Lain: Perak, Platinum, dan Paladium
Reli emas juga turut mempengaruhi pasar logam mulia lainnya. Harga perak, meskipun sempat terkoreksi sebelumnya, menunjukkan tren sedikit menguat, sejalan dengan pemulihan sektor industri ringan dan permintaan safe haven alternatif.
Sementara itu, platinum terlihat relatif stabil, dipengaruhi oleh kombinasi faktor permintaan otomotif dan industri. Paladium, yang sempat tertekan pada kuartal sebelumnya, menunjukkan penguatan, didorong oleh harapan pemulihan sektor otomotif global.
Namun demikian, emas tetap menjadi bintang utama dalam lanskap logam mulia, berkat kombinasi kekuatan teknikal dan dukungan makroekonomi global.
Kesimpulan: Emas di Ambang Era Baru?
Level $4.000 per ons tidak hanya menjadi angka psikologis, tapi juga menjadi simbol dari perubahan lanskap keuangan global. Dari tekanan geopolitik, inflasi, suku bunga, hingga krisis fiskal, semua faktor tampaknya mengarah pada peningkatan permintaan terhadap aset aman seperti emas.
Meskipun hambatan jangka pendek seperti penguatan dolar dan ketidakpastian politik masih bisa menahan laju emas, bias jangka menengah dan panjang tetap bullish, terutama jika The Fed benar-benar bergerak ke arah pelonggaran kebijakan moneter.
Dengan bank sentral global terus membeli emas, ETF menunjukkan arus masuk yang solid, dan prospek fundamental yang mendukung, harga emas berpotensi menembus rekor-rekor baru dalam beberapa tahun mendatang. Seperti yang disinyalir oleh Goldman Sachs, target $4.900/oz pada 2026 kini bukan lagi angan-angan, tetapi skenario yang semakin realistis.
Jangan
lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam
informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan
baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar